Selasa, 27 Oktober 2015

KORPORASI SUKSES TRIPLE BOTTOM LINE (P,P,P)

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM...



Setiap Korporasi pasti konsentrasi terhadap keuntungan (profit). Adapun yang dimaksud korporasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah badan usaha yang sah ataupun perusahaan yang dikelola dan dijalankan sebagai satu perusahaan besar. Tentunya setiap perusahaan akan konsentrasi lebih kepada profit demi keberlangsungan usaha jangka panjang (suistainable). Seperti yang terjadi di perusahaan besar ketika laporan keuangan tidak menggambarkan adanya profit secara terus-menerus, maka perusahaan akan mengalami kerugian dan mengakibatkan tidak bisa bertahan dalam jangka panjang (survive). Resiko kerugian inilah yang menjadikan setiap korporasi berambisi untuk selalu untung (profit) tanpa memperhatikan variabel yang lain.

Setiap korporasi yang menjadikan profit sebagai acuan pertama tanpa memperhatikan variabel-variabel lain, bisa dipastikan korporasi tersebut tidak akan sukses atau mampu bertahan dalam jangka panjang. Karena fokus korporasi tidak hanya profit (Focus on share holder) tetapi ada variabel lain yang diistilahkan dengan TRIPLE BOTTOM LINE. Perusahaan dikatakan sukses dan bertanggung jawab ketika menjadikan triple bottom line sebagai suatu acuan yang harus dijalankan. Di Negara Maju telah terjadi pegeseran paradigma (shifting paradigm) bahwasanya korporasi tidak hanya fokus terhadap profit namun memastikan kefokusan terhadap pemangku kepentingan (stakeholder) yang menjamin tidak adanya efek negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap eksternalitas.


Kesuksesan sebuah perusahaan dapat diketahui dari acuan Triple Bottom Line, dimana yang dimaksud dengan Triple Bottom Line adalah 3 acuan dasar yang harus dioperasionalisasikan perusahaan untuk mencapai kesejahteraan. Adapun Triple Bottom Line adalah sevagai berikut:


1. PROFIT


Keuntungan adalah salah satu hal terpenting yang harus dicapai sebuah korporasi atau perusahaan dalam memaksimalkan produktivitasnya. Ketika produktivitas sebuah korporasi menunjukkan adanya peningkatan (increase) maka akan terjadi kenaikan pada laporan keuangan. Maka, hal ini berdampak kepada keberlangsungan korporasi dalam jangka panjang. Seorang pengusaha mengatakan "keuntungan bukan segala-galanya, tapi tanpa keuntungan perusahaan tidak bisa berkembang". Kutipan tersebut begitu ringkas menjelaskan bahwa keuntungan itu penting tetapi ada variabel lain yang harus diperhatikan selain keuntungan untuk menjadikan perusahaan mampu bersaing jangka panjang (suistainable).


2. PLANET (Lingkungan)


Planet ini mewakili lingkungan (environmental), artinya kesejahteraan korporasi diukur juga dari bagaimana perusahaan tersebut ramah terhadap lingkungan. Jikalau dibandingkan di Negara Maju korporasi yang merusak lingkungan tidak akan diperbolehkan untuk melakukan produksi, karena berakibat fatal terhadap lingkungan dan Pemerintah hanya memberikan izin kepada korporasi yang memperhatikan keindahan lingkungan (environmental friendly). Tetapi yang sangat disayangkan di bumi Nusantara ini pengusaha tidak memperhatikan keindahan lingkungan. Banyak perusahaan melakukan produksi tetapi merugikan banyak masyarakat dan merugikan banyak keindahan lingkungan. Sudah seharusnya ada intervensi total dari pemerintah untuk memitigasi terjadi berbagai kejadian - kejadian akibat ulah perusahaan yang tidak ramah lingkungan.


3. PEOPLE (Stake holder)


People merupakan bagian sosial dari perusahaan untuk masyarakat, artinya hal ini juga salah satu indikator perusahaan dikatakan sukses karena menimbang perlakuan perusahaan kepada stake holder (pemangku kepentingan). Stake holder adalah orang yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung kepada korporasi ataupun perusahaan. Ketika perusahaan memiliki kepedulian terhadap karyawan, masyarakat (siapapun yang termasuk stake holder), maka stake holder pun akan berusaha melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Maka akan terjadi titik dimana kepedulian perusahaan bertemu dengan kenyamanan stake holder, hal inilah yang menyebabkan perusahaan terus berkembang dan akan mencapai level of happiness (Kesejahteraan).


Triple Bottom Line adalah konsep yang di desain untuk para pengusaha agar perusahaan tersebut berhasil dan mampu bersaing dalam jangka panjang. Sebelum triple bottom line ini ditemukan para pengusaha di Negara Maju  masih menggunakan one single bottom line, yang berfokus kepada profit. Kejadian yang terjadi banyak perusahaan yang melakukan produksi dengan cara yang salah dan merusak keadaan alam. Akhirnya ada pergesaran paradigma (Shifting paradigm) dan muncullah istilah Triple Bottom Line yang akan berfokus kepada Profit, Planet dan People.


Kritikan dari penulis kepada Pemerintah agar  melakukan intervensi total kepada perusahaan yang merugikan kekayaan alam yang akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan kritikan kepada pengusaha agar lebih menjaga lingkungan dan melestarikannya.


BISMILLAH SUKSESKU KORPORASIKU    


Jumat, 23 Oktober 2015

ILMU PENGETAHUAN VS TEKNOLOGI

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM..

Pada zaman prateknologi dimana segala sesuatu masih dalam keterbatasan dan penuh kesulitan yang dihadapi para pendahulu untuk mencari ataupun menggali berbagai macam ilmu pengetahuan. Keterbatasan yang dirasakan para pendahulu adalah keterbatasan teknologi yang berakibat kurangnya informasi atau referensi dari negara lain dan keterbatasan infrastruktur. Tetapi, tidak jarang kita menemukan tokoh-tokoh intelektual yang mampu melewati berbagai macam keterbatasan yang tentunya menjadi sebuah tantangan besar bagi kaum pemikir pada masa itu.


Jikalau kita mengaitkan dengan kehidupan sekarang yang serba praktis, penuh dengan informasi dan teknologi yang canggih, sudah tidak ada alasan bagi kita untuk tidak semangat dalam menggali berbagai macam  ilmu pengetahuan. Semestinya dengan fasilitas dan kemudahan tersebut membuat kita semakin RAKUS dan GILA dalam kesungguhan belajar. Tetapi, yang sangat disayangkan ternyata teknologi tidak sepenuhnya digunakan menjadi hal yang positif, justru terkadang yang terjadi menyalahgunakan teknologi tersebut.


Realita yang terjadi di sebagian negara, Khususnya Indonesia belum sepenuhnya menyadari bahwa begitu mudahnya untuk menggali pengetahuan lewat teknologi. Seperti teknologi internet adalah sebuah fasilitas yang sangat bermanfaat untuk menggali ilmu dengan cara yang praktis, hal ini tidak dimiliki oleh para pemikir masa dulu. Permasalahan yang terjadi adalah kenapa orang dulu yang penuh dengan keterbatasan mampu menjadi manusia kritis dan intelektual sedangkan manusia sekarang yang penuh dengan teknologi dan kemudahan sebagian besar gagal menjadi manusia Intelektual???


Dari pemaparan diatas ada kita mampu menjawab bahwa manusia sekarang terlalu memanjakan OTAK dan menuhankan teknologi tanpa proses penggalian ilmu pengetahuan. Berapa banyak mahasiswa yang melakukan tugas kuliah "copy paste" dari Internet??? (jawab dalam hati).
Teknologi mampu menjadikan sesuatu yang sulit jadi mudah dan mampu mengubah manusia yang rajin menjadi manusia yang malas.


BISMILLAH ILMUKU TEKNOLOGIKU  

    


Rabu, 14 Oktober 2015

DUALISME KAUM INTELEKTUAL DENGAN USTADZ

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM....


Pendidikan menjadi salah satu modal penting bagi setiap orang untuk meningkatkan intelektual. Definisi intelektual berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerdas, berakal dan berfikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan (yang mempunyai kecerdasan tinggi). Namun, untuk meningkatkan intelektual tidak bisa terjadi seketika dengan membalikkan telapak tangan, melainkan perjuangan dan pengorbanan yang besar. 


Intelektualitas tidak lahir dengan usaha kecil, melainkan dengan kesungguhan dan komitmen untuk selalu belajar dengan cara study smart not study hard. Setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk meningkatkan kecerdasan. Seperti dalam kutipan diatas, kita dituntut belajar cerdas bukan belajar keras. Artinya bagaimana dalam belajar kita dapat memahami ilmu dan dapat mengambil pesan moral yang dijadikan sebagai tujuan pembelajaran untuk menjadi orang yang intelektual..  


Dewasa ini, sangat banyak para intelektual yang menguasai berbagai 
macam ilmu pengetahuan. Tetapi penulis, melihat dan melakukan penelitian sederhana bahwa sebagian besar para intelektualitas hanya menguasai di bidang pengetahuan umum saja sedangkan pengetahuan di bidang kegamaan bisa dikatakan sangat minim sekali. Ilmu keagaamaan dan ilmu pengetahuan adalah disiplin ilmu yang tidak bisa dipisahkan. Dalam agama islam tidak dikenal adanya sekularisme, justru dalam islam urusan ilmu pengetahuan harus didasarkan kepada agama. Seperti pemaparan dari Bapak Dr. Muhammad Syafi'i Antonio dalam seminarnya " Pejabat memimpin bangsa tidak membawa Rasululloh, dalam transaksi jual beli Rasululloh tidak dibawa juga dan dalam pasar modal syariah Rasululloh tidak dibawa juga. Artinya Rasululloh (Utusan Allah) dan nilai islam hanya ditinggalkan di mesjid saja, Hal inilah yang mendasari banyak terjadi penipuan, spekulasi dan korupsi.



Sedangkan, para Uztadz adalah orang yang memiliki kesungguhan dalam menjalankan syariat Islam. Salah satu kebanggaan hakiki yang dirasakan para Ustadz adalah mendapatkan hidayah untuk menjalankan syariat Islam. Tetapi yang sangat disayangkan sedikit sekali orang yang paham Agama menjadi pakar ilmu pengetahuan umum dan Orang yang hapal Alquran menjabat sebagai pemimpin. Ini adalah tantangan besar untuk pemuda-pemuda Islam (Mujahid) untuk menjadi orang yang memiliki kapabilitas dibidang keagamaan dan ilmu pengetahuan.




Dari pemaparan diatas menjelaskan bahwa adanya keterbatasan antara kaum intelektual dan tokoh agama. Hal tersebut yang penulis maksud bahwa adanya dualisme yang harus diperbaiki dengan berbagai keterbatasan yang perlahan-lahan kita transformasi nilai. Tokoh-tokoh islam seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Taimiyah, dan Imam Ghazali tidak hanya cerdas di bidang keagamaan dan fiqh saja (fiqh-oriented) melainkan cerdas di bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan. Penulis berharap agar kita belajar dari tokoh-tokoh islam tersebut. Semoga tulisan sederhana ini mampu menjadi inspirasi bagi kalangan masyarakat, khususnya generasi muda yang sedang menempuh pendidikan. Teruntuk kepada kita semua agar lebih memiliki kesungguhan dalam belajar agar kita mampu menjadi Orang yang cerdas di bidang Keagamaan dan cerdas di bidang ilmu pengetahuan. Mari kita berdoa karena Islam akan kembali masa Kejayaannya.


BISMILLAH CERDASKU AGAMAKU DAN CERDASKU ILMU PENGETAHUANKU...

    

PERAN P , OT DAN IN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM...


Di era globalisasi seperti sekarang ini, ada banyak permasalahan-permasalahan yang tentunya hal tersebut lahir seiring perkembangan zaman. Realita yang terjadi di masyarakat adalah menipisnya usaha untuk melakukan perbaikan dan meluasnya usaha untuk melakukan berbagai macam tindakan yang berujung kepada kemaksiatan. Seperti yang kita lihat, hanya sedikit orang yang memiliki kesungguhan dalam beribadah, belajar dan peduli terhadap sesama sementara dalam waktu yang bersamaan begitu banyak orang yang memiliki kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang merugikan banyak pihak. 


Problematika diatas terjadi karena kurangnya peran pemerintah secara umum, kurangnya peran orangtua secara khusus dan kurangnya peran individu (diri sendiri). Peran pemerintah yang kurang dalam hal ini sebagai penyelenggara negara adalah tidak menanamkan prinsip dan program untuk membangun karakter bangsa, yang terjadi dan dipertontonkan di media selalu yang berkaitan dengan permasalahan korupsi, pembunuhan, pemerkosaan dan masih banyak permasalahan yang menjadikan orang-orang di Negara tersebut layaknya seperti binatang. Pembinatangan manusia adalah masalah besar yang harus diselesaikan pemerintah karena erat kaitannya dengan karakter bangsa.   


Peran yang cukup mendasar dalam membangun karakter adalah peran orangtua. Kita sering kali mendengar "setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya", kutipan ini adalah benar adanya bahwa orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, tetapi sangat banyak orangtua menyayangi anaknya dengan cara yang salah. Bahkan tidak jarang orangtua selalu memaksa anaknya untuk menjadi seseorang yang diinginkannya tanpa memperhitungkan bagaimana pendapat anaknya. Hal inilah yang menjadikan karakter anak menjadi tidak jelas.

Peran diri sendiri adalah yang paling signifikan dalam pembentukan karakter seperti yang termaktub dalam Al quran Surah Ar-Ra'd ayat 11 ...إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ... Artinya " Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka". Subhanalloh, Alquran begitu dalam menjelaskan penuntutan agar kita melakukan pengubahan dalam diri sendiri dalam pembentukan karakter. Peran Pemerintah dan Orangtua tidak akan berfungsi kalau tidak diperankan Diri-sendiri (Individu). Semoga ALLAH senantiasa menghujani kita dengan nikmat  sehat dan ilmu pengetahuan agar kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik, dan mampu menjadi Pemerintah yang membangun karakter bangsa.


BISMILLAH PRIBADI YANG BERKARAKTER.... 




Senin, 12 Oktober 2015

REVOLUSI PEMIKIRAN DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

Bismillahirrohmanirrohim......

Secara georafis Kota Padangsidimpuan berada pada koordinat 010 28',19" - 010 18', 07" Lintang Utara (LU) dan 990 18' 53" - 990 20'' 35" Bujur Timur (BT) dengan luas area 14.685,680 hektare. Luas daerah itu secara administratif dibagai ke dalam enam kecamatan terdiri dari 42 desa dan 37 kelurahan dan terletak di Provinsi Sumatera Utara.


Kota Padangsidimpuan ditinjau dari segi geografis memiliki potensi untuk dijadikan sebagai kota khas dalam pengembangan bisnis dalam sektor riil. Berdasarkan Badan Pusat Statistika jumlah penduduk kota padangsidimpuan pada tahun 2013 berjumlah 204 615 jiwa, tentunya pada tahun 2015 pasti terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk. Dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan seharusnya akan semakin kompetitif dalam melakukan revolusi untuk mencapai Kesejahteraan.


Kota dengan julukan Kota salak tersebut dengan presentase angka kemiskinan cukup memprihatinkan. Berdasarkan data (BPS) Badan Pusat Statistika setempat presentasi angka kemiskinan 9,50 % dari total penduduk pada tahun 2013. Artinya, angka kemiskinan di Kota Padangsidimpuan mencapai 19 438, 425. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kemiskinan tergolong moderat dan rata-rata setiap bulan penghasilan warga dibawah Rp 250 ribu ( 8000/hari),


Salah satu pengaruh moderatnya angka kemiskinan di Kota Padangsidimpuan adalah kurangnya keahlian (skill full) sumber daya manusia dan tidak adanya peluang pekerjaan. Data membuktikan, pengangguraan lulusan SMA/SMK sebanyak 5120 jiwa, lulusan SMP 1928 jiwa. Kemudian diploma I, II. dan III sera sarjana (S-1) sebanyak 1042 jiwa, sementara pengangguran dari lulusan SD 614 orang dan tak bersekolah 176 jiwa.


Berdasarkan fakta diatas sudah saatnya Sumber Daya Manusia (Human Resources) di Kota Padangsidimpuan harus melakukan revolusi pemikiran dan mengubah paradigma untuk tidak harus menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), Keadaan lulusan Perguruan Tinggi di Kota Padangsidimpuan berlomba-lomba untuk bekerja sebagai PNS walaupun dibebankan membayar insentif sebanyak 250-300 juta. Hal ni yang mengakibatkan Sumber Daya Manusia mengalami krisis mental, krisis akhlak dan krisis intelektual.


Revolusi Pemikiran yang harus dilakukan adalah mengupayakan dan meningkatkan kapabilitas sebagai Sumber Daya Manusia, karena ini adalah modal utama dalam mencapai perubahan-perubahan yang bersifat membangun. Kedua, Mengubah paradigma yang tadinya berlomba-lomba untuk menjadi pegawai, sekarang berlomba-lomba untuk menjadi pengusaha yang menyerap tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Karena berdasarkan data Kota Padangsidimpuan hanya ada 4 perusahaan industri besar dan menengah yang bersaing di Kota Padangsidimpuan. Artinya, potensi bisnis besar dan menengah di Kota Salak tersebut cukup Menjanjikan. Ketika terjadi transformasi Sumber Daya khususnya untuk mahasiswa memikirkan untuk menjadi pebisnis di Kota Padangsidimpuan maka tingkat pengangguran dan kemiskinan perlahan-lahan akan menurun.


Selain dari itu, yang perlu di revolusi adalah akhlak, karena banyak pengusaha yang krisis akhlak dan berakhir pada kebangkrutan. Relevansi antara akhlak dengan pebisnis adalah melakukan produksi, dan distribusi dengan menggunakan nilai-nilai akhlak. Contoh, ketika memilih usaha ataupun bisnis harus mempertimbangkan keramahan terhadap lingkunagan (friendly environmental) dan tidak merusak lingkungan (damage envirinmental) dan kemudian dalam hal marketing harus jujur. Sebahagian besar sukses atau tidak usaha tersebut disebabkan management yang baik termasuk menerapkan nilai-nilai akhlak ke dalam usaha yang dikembangkan.



Dari pemaparan diatas penulis akan menyimpulkan:
1. Sumber Daya Manusia harus mengupayakan belajar dengan tujuan meningkatkan kapabilitas dan terus melakukan revolusi-revolusi pemikiran seiring perkembangan zaman
2. Mengubah paradigma untuk tidak menjadi tenaga kerja menjadi pemberi kerja, karena 2% dari jumlah penduduk saja pengusaha di dalam Kota Padangsidimpuan  akan mendongkrak kemiskinan.
3. Menjadikan nilai-nilai Alquran dan Hadits sebagai rujukan untuk menjadi Padangsidimpuan yang sejahteta dari Kemiskinan dan pengangguran.

BISMILLAH JAYALAH  KOTA KELAHIRAN KU....





















Sabtu, 10 Oktober 2015

UANG bukan INVESTASI...

Bismillahirrohmanirrohim...




Dalam pembahasan UANG bukan INVESTASI, penulis akan memaparkan bagaimana kita membedakan antara uang dengan investasi. Yang mana kedua hal tersebut sering sekali dianggap sama, padahal kedua hal tersebut sangat jauh berbeda baik ditinjau secara etimologi dan fungsinya.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) definisi uang adalah alat tukar atau standar nilai, kesatuan hitungan yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, logam dan gambar tertentu. Definisi uang lainnya adalah alat tukar yang sah dan dapat diterima masyarakat secara umum.

Definisi Investasi dalam ranah ekonomi adalah mengubah faktor-faktor produksi menjadi barang jadi. Artinya, proses mengubah raw materials (bahan-bahan produksi) untuk diproduksi menjadi barang jadi (added value). Sedangkan pendekatan definisi Investasi secara global ada 3, yaitu:
1. Buy and sell, investasi diartikan sebagai jual beli  sebagaimana proses untuk mendapatkan keuntungan dan meminimalisir resiko kerugian. 
2. A process to get return on investment, investasi diartikan juga sebuah proses untuk mendapatkan pengembalian dari apa yang diinvestasikan atau proses untuk mendapatkan keuntungan.
3. A process to exchange asset, investasi, investasi diartikan juga proses pemindahan asset dan kepemilikan.
Ketiga diatas adalah pendekatan definisi investasi yang harus berproses untuk mendapatkan return on investment, atau pengembalian untuk mendapatkan keuntungan dari apa saja diinvestasikan. 

UANG bukan INVESTASI akan dibahas dalam bab ini bahwa uang tidak memiliki nilai intrinsik artinya nilai tidak terkandung didalamnya selain dari nilai uang itu sendiri. Contohnya, ketika anda memiliki uang senilai RP. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dan terjadi resiko kebakaran maka uang anda tidak memiliki nilai lagi uang  disebabkan hangus karena resiko kebakaran. Selain itu, uang bukan growing money yang bisa ditumbuhkan dan dibungakan dalam hal investasi. Sebagaimana pemikiran Plato (427-327 SM) dalam bukunya Politika bahwa uang dianggap mandul dan tidak layak dikembangkan dan dibungakan.  



Inti dari pembahasan UANG bukan INVESTASI adalah bahwa uang berfokus kepada alat tukar dan standar nilai saja sedangkan investasi berfokus kepada proses untuk mendapatkan keuntungan dengan faktor-faktor produksi menjadi barang jadi (added value), seperti investasi properti, kebun dan perusahaan. Dan juga investasi harus memperkirakan tentang resiko (risk management) dalam melakukan investasi jangka panjang. 

Kesimpulan dari UANG bukan INVESTASI adalah bahwa Islam begitu komprehensif menjelaskan uang bukan growing money (menanam dan menumbuhkan uang). Ketika uang dikembangkan dengan bunga (riba-based transaction) maka akan melanggar aturan yang berlaku dalam Alquran dan hadits nabi. Sedangkan investasi dijelaskan dalam Islam bahwa diperbolehkan Investasi properti, kebun dan investasi tanah dengan ketentuan yang disyariatkan dalam Islam. 

BISMILLAH INVESTASI....

Jumat, 09 Oktober 2015

PANTASKAH KITA JADI PEMIMPIN?

Bismillahirrohmanirrohim.....
Setiap diri manusia adalah pemimpin dan masing-masing akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap apa yang dipimpin (H.R Ibnu Umar).
Hadist Rasululloh ini menjadi pengantar dalam pembahasan kita untuk lebih memantaskan diri untuk menjadi pemimpin. Idealisnya seorang pemimpin adalah sosok yang mampu mengayomi dan mengajak untuk selalu berbuat kebaikan baik dalam pencapaian tujuan dalam kepemimpinan maupun untuk merealisasikan kebijakan-kebijakan yang telah diprogramkan. Ternyata menjadi pemimpin itu tidak sesederhana dengan mengatakan "saya siap jadi pemimpin", kesiapan menjadi pemimpin harus siap secara lahir bathin, dan bertanggung jawab terhadap permasalahan mulai dari masalah yang paling kecil sampai menjadi masalah yang paling besar.

Namun, realitas yang terjadi di masyarakat setiap orang berlomba-lomba untuk membesarkan  nama, jabatan untuk menawarkan diri menjadi pemimpin, tanpa menanyakan kepada diri sendiri "PANTASKAH SAYA JADI PEMIMPIN???". Hal ini sering kali kita temukan seorang pemimpin menjabat tetapi tidak diikuti dengan kecerdasan. Rasullulloh SAW bersabda jika amanat diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran (H.R Bukhori). Subhanalloh, 14 abad yang lalu Rasul telah bersabda dan terbukti sampai sekarang, ternyata masalah mendasar dari sebuah negara adalah banyak pemimpin yang menjabat tetapi bukan ahlinya dan mengakibatkan permasalahan terus berkembang, masyarakat tidak terurus bahkan jauh lebih dari itu. 


Berdasarkan pemaparan diatas kita dapat menyimpulkan bahwasanya ada GAP antara idealitas dan realitas untuk menjadi pemimpin dalam masyarakat maupun negara. Cara utama dalam menyelesaikan GAP antara idealitas dan realitas untuk menjadi pemimpin adalah :
1. Menjadikan Al-quran dan Hadits sebagai rujukan permasalahn
2. Lebih mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin baik dalam skala kecil maupun besar.
3. Mewujudkan Kemaslahatan umat
4. Berlaku Adil dan menjadi panutan masyarakat yang dipimpin.
5. Memiliki Akhlak dan sifat terpuji.

Marilah kita mepersiapkan diri untuk menjadi pemimpin minimal pemimpin yang terbaik untuk diri sendiri dan pemimpin bangsa dan negara. Mari kita memantaskan diri untuk terus berusaha dengan terus menggali ilmu sebanyak-banyaknya dan mengatakan dalam doa bahwa " SAYA PANTAS JADI PEMIMPIN". Semoga ALLAH SWT senantiasa mengilhami dan anugerahi kita kemampuan menjadi pemimpin yang terbaik dalam bermasyarakat maupun bernegara.

BISMILLAH PEMIMPIN TERBAIK...

KEMERDEKAAN BERFIKIR UNTUK PARA MAHASISWA

MAHAsiswa adalah gabungan dari dua kata yaitu maha dan siswa. Satu hal yang membedakan siswa dengan mahasiswa terletak pada kata MAHA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maha diartikan sangat, amat dan teramat. Hal ini menunjukkan bahwa MAHAsiswa dianggap sangat besar dan memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan dan negara. Tetapi, realita yang kita temukan sekarang banyak sekali MAHAsiswa yang tidak seperti MAHAasiswa pada dasarnya artinya sedikit sekali kita temukan MAHAsiswa yang memiliki kemampuan dan kapabilitas di bidangnya. Hal ini diakibatkan karena kurangnya minat dan kemauan MAHAsiswa dalam menggali pengetahuan. Adapun istilah MAHAsiswa yang sering kita dengar MAHAsiswa "kupu-kupu" (kuliah pulang-kuliah pulang) dan masih banyak lagi istilah MAHAsiswa lainnya yang tidak mencerminkan perilaku sebagi MAHAsiswa.

MAHAsiswa adalah salah satu generasi penerus sekaligus penentu nasib bagaimana seharusnya agar menjadi lebih baik dan sejahtera. Negara membutuhkan MAHAsiswa yang MERDEKA secara pemikiran artinya setiap manusia harus memikirkan dan mampu menjawab permasalahan -permasalahan di lingkungan maupun Negara. Tentunya hal ini tidak akan didapatkan para mahasiswa kalau tidak memaksimalkan potensi - potensi dan selalu meningkatkan kapabilitas dengan cara menghidupkan diskusi, selalu aktif dan berorganisasi dan selalu berusaha menjadi MAHAsiswa yang kritis dengan ilmu pengetahua .

Setiap Manusia punya JATAH GAGAL, habiskan jatah GAGAL mu pada waktu masih muda. mungkin kutipan dari Bapak Dahlan Iskan ini bisa mengobati para MAHAsiswa untuk tetap semangat dalam menggapai impian walaupun beberapa kegagalan yang dilewati. kegagalan itu hadir karena adanya pergerakan dan berbahagialah para MAHAsiswa karena setiap pundi-pundi kegagalan akan menjadi sesuatu yang BESAR yang dinamakan dengan kesuksesan.


Untuk para MAHAsiswa mari kita pikirkan setiap permasalahan - permasalahan dalam lingkungan dan negara dan memberikan solusi yang sifatntya membangun. Indonesia sudah merdeka sejak tanggal 17 agustus 1945, tetapi dampak kemerdekaan itu tidak menjiwa di tubuh MAHAsiswa dalam berfikir semerdeka-merdekanya. Semoga tulisan sederhana ini membantu para MAHAsiswa untuk melakukan perubahan-perubahan yang membangun Nusantara dan mengembalikan fungsi MAHAsiswa.
BISMILLAH MAHASISWA !!!!