BISMILLAHIRROHMANIRROHIM...
Setiap Korporasi pasti konsentrasi terhadap keuntungan (profit). Adapun yang dimaksud korporasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah badan usaha yang sah ataupun perusahaan yang dikelola dan dijalankan sebagai satu perusahaan besar. Tentunya setiap perusahaan akan konsentrasi lebih kepada profit demi keberlangsungan usaha jangka panjang (suistainable). Seperti yang terjadi di perusahaan besar ketika laporan keuangan tidak menggambarkan adanya profit secara terus-menerus, maka perusahaan akan mengalami kerugian dan mengakibatkan tidak bisa bertahan dalam jangka panjang (survive). Resiko kerugian inilah yang menjadikan setiap korporasi berambisi untuk selalu untung (profit) tanpa memperhatikan variabel yang lain.
Setiap korporasi yang menjadikan profit sebagai acuan pertama tanpa memperhatikan variabel-variabel lain, bisa dipastikan korporasi tersebut tidak akan sukses atau mampu bertahan dalam jangka panjang. Karena fokus korporasi tidak hanya profit (Focus on share holder) tetapi ada variabel lain yang diistilahkan dengan TRIPLE BOTTOM LINE. Perusahaan dikatakan sukses dan bertanggung jawab ketika menjadikan triple bottom line sebagai suatu acuan yang harus dijalankan. Di Negara Maju telah terjadi pegeseran paradigma (shifting paradigm) bahwasanya korporasi tidak hanya fokus terhadap profit namun memastikan kefokusan terhadap pemangku kepentingan (stakeholder) yang menjamin tidak adanya efek negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap eksternalitas.
Kesuksesan sebuah perusahaan dapat diketahui dari acuan Triple Bottom Line, dimana yang dimaksud dengan Triple Bottom Line adalah 3 acuan dasar yang harus dioperasionalisasikan perusahaan untuk mencapai kesejahteraan. Adapun Triple Bottom Line adalah sevagai berikut:
1. PROFIT
Keuntungan adalah salah satu hal terpenting yang harus dicapai sebuah korporasi atau perusahaan dalam memaksimalkan produktivitasnya. Ketika produktivitas sebuah korporasi menunjukkan adanya peningkatan (increase) maka akan terjadi kenaikan pada laporan keuangan. Maka, hal ini berdampak kepada keberlangsungan korporasi dalam jangka panjang. Seorang pengusaha mengatakan "keuntungan bukan segala-galanya, tapi tanpa keuntungan perusahaan tidak bisa berkembang". Kutipan tersebut begitu ringkas menjelaskan bahwa keuntungan itu penting tetapi ada variabel lain yang harus diperhatikan selain keuntungan untuk menjadikan perusahaan mampu bersaing jangka panjang (suistainable).
2. PLANET (Lingkungan)
Planet ini mewakili lingkungan (environmental), artinya kesejahteraan korporasi diukur juga dari bagaimana perusahaan tersebut ramah terhadap lingkungan. Jikalau dibandingkan di Negara Maju korporasi yang merusak lingkungan tidak akan diperbolehkan untuk melakukan produksi, karena berakibat fatal terhadap lingkungan dan Pemerintah hanya memberikan izin kepada korporasi yang memperhatikan keindahan lingkungan (environmental friendly). Tetapi yang sangat disayangkan di bumi Nusantara ini pengusaha tidak memperhatikan keindahan lingkungan. Banyak perusahaan melakukan produksi tetapi merugikan banyak masyarakat dan merugikan banyak keindahan lingkungan. Sudah seharusnya ada intervensi total dari pemerintah untuk memitigasi terjadi berbagai kejadian - kejadian akibat ulah perusahaan yang tidak ramah lingkungan.
3. PEOPLE (Stake holder)
People merupakan bagian sosial dari perusahaan untuk masyarakat, artinya hal ini juga salah satu indikator perusahaan dikatakan sukses karena menimbang perlakuan perusahaan kepada stake holder (pemangku kepentingan). Stake holder adalah orang yang mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung kepada korporasi ataupun perusahaan. Ketika perusahaan memiliki kepedulian terhadap karyawan, masyarakat (siapapun yang termasuk stake holder), maka stake holder pun akan berusaha melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Maka akan terjadi titik dimana kepedulian perusahaan bertemu dengan kenyamanan stake holder, hal inilah yang menyebabkan perusahaan terus berkembang dan akan mencapai level of happiness (Kesejahteraan).
Triple Bottom Line adalah konsep yang di desain untuk para pengusaha agar perusahaan tersebut berhasil dan mampu bersaing dalam jangka panjang. Sebelum triple bottom line ini ditemukan para pengusaha di Negara Maju masih menggunakan one single bottom line, yang berfokus kepada profit. Kejadian yang terjadi banyak perusahaan yang melakukan produksi dengan cara yang salah dan merusak keadaan alam. Akhirnya ada pergesaran paradigma (Shifting paradigm) dan muncullah istilah Triple Bottom Line yang akan berfokus kepada Profit, Planet dan People.
Kritikan dari penulis kepada Pemerintah agar melakukan intervensi total kepada perusahaan yang merugikan kekayaan alam yang akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan kritikan kepada pengusaha agar lebih menjaga lingkungan dan melestarikannya.
BISMILLAH SUKSESKU KORPORASIKU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar